IBL

Surabaya tak hanya terkenal sebagai kota dagang, namun juga dikenal sebagai kota basket. Keberadaan etnis Tionghoa di Surabaya juga jadi salah satu faktor majunya olahraga di kota Pahlawan ini.

Bila kembali menengok kebelakang, tepatnya di era 50-an, gairah basket di Surabaya cukup luar biasa. Saksi sejarah menuturkan ada banyak klub basket yang berdiri saat itu. Namun ada tiga klub yang cukup besar yakni Chun Lik She (yang sekarang jadi CLS Knights Surabaya), lalu ada TNH (sebuah klub yang bernaung di bawah organisasi kepemudaan Tjien Nien Hui), dan klub ketiga adalah Ching Wu (sekarang Mahameru).

ching-wu

Ching Wu sudah ada sejak tahun 1929, namun baru berdiri sebagai sebuah klub di tahun 1949. Klub ini berasal dari kawasan Kampung Seng, Kapasan, Surabaya. Saat itu tiga tokoh di balik berdirinya klub ini adalah Tjoe Swie Siang (Soewito Tjahjono), Liem Tjen Djuen, dan Liem Thiam Tjai. Ketiganya juga pernah membela tim nasional Indonesia pada masa itu. Bahkan Soewito Tjahjono juga pernah tampil di The Games of the New Emerging Forces (GANEFO) yang merukan pesta olahraga tandingan Olimpiade yang dibuat oleh Presiden Soekarno.

Dalam perjalanannya, liga basket internal di kota Surabaya selalu jadi tempat bersaing tiga klub ini. Pertandingan TNH, CLS dan Ching Wu selalu dipadati penonton. Persaingan ketiganya berlangsung hingga era 70-an.

"Dulu itu, kalau kami (Ching Wu) bertemu CLS, pasti lapangan itu penuh," ucap Ru Yie, mantan pemain Ching Wu yang kini jadi salah satu pengurus klub tersebut.

Di masa Presiden Soeharto, Ching Wu berubah nama menjadi Perkumpulan Olahraga (POR) Mahameru. Markas tim ini pun berpindah dari kawasan Kapasan Surabaya ke Dharmahusada. Lapangan basket yang kini ditempati oleh CLS Surabaya. Mahameru jadi salah satu kekuatan besar basket tanah air, sekaligus membina anak-anak Surabaya untuk menekuni olahraga basket.

"Tahun 1995 itu kami masih sempat mencicipi Kobatama, namun setelah itu kami vakum," tutur Ru Yie.

Banyak orang yang mengira bahwa Mahameru sudah hilang ditelan waktu. Ternyata tim ini mulai aktif di tahun 2011. Mahameru mulai ikut berbagai kejuaraan bahkan di kelompok umur. Selain usia dini, bahkan kejuaraan-kejuaraan veteran pun mereka ikuti. Prestasi terbaru, mereka juara piala Cheng Hoo Cup 2016 di Banjarmasin.

Sementara itu untuk tim senior, Mahameru juga aktif bertanding di turnamen-turnamen Divisi I di Surabaya. Banyak prestasi yang sudah mereka torehkan di 10 tahun terakhir.

"Kembali aktifnya Mahameru tidak lebih dari kecintaan kami terhadap olahraga basket ini. Sekaligus ini bentuk dedikasi kami kepada Pak Soewito yang sudah membangun klub ini. Tentunya beliau ingin melihat bahwa klub basketnya bangkit kembali," sambung Ru Yie.

Mahameru jadi salah satu kontestan di Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2016. Mereka punya target untuk bisa menembus semifinal di turnamen ini. Tak hanya bersenjata bintang-bintang muda, seperti Alvin Christian Santoso (DBL Indonesia All-Star 2015) dan I Komang Septian Sudana (tim PON Jatim dan asisten pelatih DBL Academy). Selain itu mereka juga mendatangkan dua legiun asing, yakni Bryton Flint dari Amerika Serikat dan Olaide Jubril Adeogun asal Nigeria. Sedangkan posisi kepala pelatih dipercayakan pada Liem Filix.

Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2016 akan bergulir pada 9-17 Desember 2016. Turnamen ini diikuti 12 tim yang bakal dibagi dua grup. Dari masing-masing grup, akan diambil dua wakil untuk melanjutkan laga ke semifinal dan final. Mulai hari ini seluruh tim peserta diulas satu per satu secara spesial di koran Jawa Pos dan juga hadir di mainbasket.com.

Tim-tim yang berpartisipasi di Jawa Pos Honda Pro Tournament 2016 adalah

1. Aspac Jakarta 2. Stadium Jakarta 3. NSH Jakarta 4. Pacific Surabaya 5. Satya Wacana Salatiga 6. BBM Viking Surabaya 7. Papas Surabaya 8. Mawar Sharon Surabaya 9. LT Men Go Skate Surabaya 10. Mahameru Surabaya 11. Makassar Warriors 12. Flying Wheel Makassar

Foto: DBL Indonesia dan dokumen Mahameru

Komentar