IBL

Musim 2016-2017 telah dimulai beberapa hari yang lalu dan beberapa tim telah memainkan laga pembuka mereka. Beberapa langsung merasakan manisnya persiapan, sebagian lagi tentu saja langsung menelan pil pahit.

Tapi saya tentu saja tidak akan membahas keseluruhan pertandingan pembuka. Di sini saya mencoba mengulik peta kekuatan tim-tim NBA yang mengandalkan para pemain muda pada musim ini.

Beberapa terlihat sangat menjanjikan di atas kertas. Beberapa terlihat sangat mengejutkan.

Sebagaimana yang kita tahu bahwa NBA setiap musimnya melakukan proses perekrutan pemain baru atau yang kita ketahui dengan istilah draft (yang desas desusnya akan dilakukan di liga tertinggi basket Indonesia).

Pemain yang mengikuti Draft NBA bisa dibilang merupakan pemain muda terbaik di era itu. Angkatan draft terbaik 10 tahun terakhir boleh jadi ada di angkatan 2003. Draft tahun 2003 ini diisi pemain-pemain seperti LeBron James, Carmelo Anthony, Dwyane Wade, Chris Bosh, Kendrick Perkins dan beberapa pemain lain yang sekarang berkisar di umur 30-an awal.

Sedikit saja tentang draft NBA dan kita akan lanjut mengulik tentang kekuatan dua tim NBA yang cukup menonjol dalam mengandalkan para pemain mudanya di musim ini.

Minnesota Timberwolves

Dari 15 pemain yang didaftarkan, hanya tiga pemain yang punya usia di atas 30 tahun. John Lucas III, Nikola Pekovic, & Brandon Rush. Sisanya diisi pemain dengan usia yang muda dan mulai matang.

Di posisi guard mereka punya Ricky Rubio(26), pemain timnas Spanyol dengan ciri khas no look pass nya yang tidak karuan. Selain itu mereka juga menambah amunisi guard dengan tambahan Tyus Jones (20) dan Kris Dunn (22). Nama terakhir adalah rookie yang dipilih pada urutan kelima pada draft terakhir.

Jangan lupa ada nama Zach Lavine (21), jawara kontes slam dunk dua kali berturut-turut dalam gelaran NBA All-Star yang belakangan posisinya lebih bergeser ke shooting guard.

Lanjut ke frontcourt, di small forward mereka punya salah satu pemain muda terbaik yang bermain di NBA sekarang. Dia juga digadang-gadang memiliki perpaduan antara Michael Jordan dan LeBron James. Yap, Andrew Wiggins (21). Perpaduan Wiggins dan LaVine musim lalu saja sudah cukup menyulitkan lawan-lawan mereka.

Di posisi power forward mungkin bisa dibilang sebagai kelemahan mereka sekarang. Ada nama Gorgui Dieng (26), Jordan Hill (29), Adreian Payne (25) dan Nemanja Belica (28). Jika Anda tidak terlalu meperhatikan Wolves (sebutan untuk Minnesota Timberwolves) anda tidak akan mengenal barisan roster power forward mereka.

Gorgui Dieng kemungkinan andalan terbaik Wolves untuk sekarang. Dieng sendiri sudah cukup punya nama saat dia masih bermain di level NCAA (duet bersama Peyton Siva di Louisville) tapi hingga musim keempatnya di NBA, dia masih belum terlalu terlihat ke permukaan.

Di musim lalu yang mengisi starting power forward mereka adalah Kevin Garnett, pemain yang memutuskan pensiun di musim ini setelah 21 tahun bermain di NBA dengan sederet prestasinya.

Bergeser ke posisi center. Di sini Wolves sebenarnya punya roster yang cukup mumpuni jika Nikola Pekovic (30) tidak mengalami cedera berkepanjangan. Selain Pek (sapaan untuk Pekovic), Wolves masih punya Cole Aldrich (27) yang baru bergabung sebagai pemain lepas kontrak (free agent) musim ini.

Terakhir,Rookie of The Year musim lalu Karl-Anthony Towns alias KAT (20). Pemain ini benar-benar monster. Di draft dari Kentucky pada urutan pertama, dia membuktikan kualitasnya musim lalu. Di preseason pun ia juga menunjukan peningkatan yang bisa membuat lawannya cukup ketakutan musim ini. KAT pada laga-laga preaseason telah menunjukkan perkembangan signifikan dan tak ragu untuk melakukan tembakan tripoin. Ditambah kemampuan defense dan rebound yang mumpuni, KAT akan segera menjadi jajaran pemain dengan label “All-Star” tidak lama lagi.

Dengan materi pemain yang ada di musim ini ditambah makin matangnya pemain muda mereka, saya yakin mereka akan menjadi tim playoff yang tangguh, terlebih dengan didampingi pelatih sarat pengalaman yang sangat mementingkan aspek pertahanan, Tom Thibodeau.

 

Los Angeles Lakers

Lakers adalah tim dengan rekor terburuk musim 2015-2016. Mereka hanya menang 17 kali dari 82 laga yang harus dilewati semua tim kontestan NBA setiap musim reguler. Persentase kemenangan mereka hanya 20,7 persen di musim lalu. Sebagai sebuah tim, bisa dibilang itu adalah kado perpisahan yang buruk untuk Kobe Bryant (yang kemudian sedikit tertolong oleh performa hebat si pemain legendaris di laga terakhirnya).

Kobe Bryant sendiri memutuskan untuk pensiun musim ini setelah 20 tahun bermain hanya untuk Lakers. Lakers seolah kehilangan tajinya semenjak cedera ACL mendera Kobe. Menurut saya, tim ini benar-benar bergantung kepada Kobe semenjak kepergian Shaquille O’neal.

Tahun ini, Lakers benar-benar akan menjalani musim tanpa pemain terhebat dan legendaris mereka dan ini akan menjadi sangat menarik saat kita melihat roster Lakers dan preseason mereka.

Dari 15 pemain di roster mereka, 7 pemain berusia 30 tahun atau lebih dan sisanya berada di usia 25 tahun atau kurang. Perpaduan ini harusnya cukup baik dan tidak terlalu sulit untuk dikombinasikan oleh Luke Walton.

Yap, Luke Walton adalah kepala pelatih mereka saat ini! Musim lalu saat Steve Kerr harus absen menemani Steph Curry dan kawan-kawan, Luke Walton-lah yang menjadi pelatih Golden State Warriors. Luke Walton yang saat itu menjabat sebagai asisten pelatih berhasil menjalankan peran kepala pelatih dengan baik. Hampir separuh lebih kemenangan Warriors musim lalu didapatkan saat Luke menggantikan Steve Kerr sementara.

Kembali ke Lakers, di musim ini ada beberapa pemain baru yang masuk ke skuat mereka yang didapat dari pertukaran pemain (trade) ataupun pemain bebas kontrak (free agent) dan mereka semua adalah pemain senior berumur 30 tahun atau lebih: Timofey Mosgov (30), Jose Calderon (35) dan juga Luol Deng (31).

Nama pertama musim lalu ikut membantu Cleveland Cavaliers mendapatkan gelar juara NBA pertama mereka dan itu pula yang menyebabkan nilainya cukup tinggi saat free agents kemarin.

Pemain senior lain yang mereka miliki adalah Marcelo Huertas (33), Lou Williams (30), Nick Young (31) dan juga Metta World Peace (36). Barisan pemain ini mungkin difungsikan untuk membimbing para pemain muda mereka, karena secara posisi para pemain senior ini ada di semua posisi dari point guard hingga center.

Untuk pemain muda pertama yang kita angkat adalah Larry Nance Jr. (23). Saya pribadi tidak terlalu “ngeh” dengan pemain ini. Karena menurut saya dia benar-benar pemain dengan kemampuan rata-rata saja. Satu dunk di preaseason, dan tiba-tiba semua memperhatikan Larry Nance Jr..

Lalu ada Jordan Clarkson (24). Pemain yang baru hadir di acara ulang tahun CLS Knights Surabaya ini punya rataan 15,5 poin per pertandingan (PPG) musim lalu. Cukup impresif untuk pemain muda.

Musim ini akan menjadi musim yang menentukan untuk Clarkson. Karena secara roster, posisi shooting guard murni Lakers hanya diisi Clarkson dan Lou Williams. Entah siapa yang akan dipilih oleh Luke Walton untuk menjadi starting five scara reguler. Tetapi media-media di sana mengabarkan kemungkinan Lou Williams-lah yang akan bermain sebagai starter.

Selanjutnya Lakers punya Julius Randle. Bermain sebagai forward-center, pemain ini digadang-gadang akan menjadi salah satu power forward terbaik yang ada. Dipilih pada urutan ketujuh pada musim 2014-2015, pemain dari Kentucky ini hanya bermain beberapa menit pada pertandingan pertamanya sebelum mengalami cedera kaki yang cukup parah dan memaksanya beristirahat di sisa musim.

Musim lalu Randle mencatatkan rata-rata double-double dengan 11,3 PPG dan 10,2 rebound per laga (RPG). Sebuah catatan statistik yang mengkilap mengingat musim lalu adalah musim pertamanya bermain penuh di NBA. Total Julius Randle bermain di 81 laga dengan rata-rata lama bermain 28,2 menit per laga.

Kelebihan Randle terletak di rebound dan kecepatan dalam melakukan penetrasi. Selain itu, kemampuan menembak dari sekitar perimeter juga tidak jelek-jelek amat. Bila konsisten, rasanya Randle akan bermain di All Star paling tidak sekali selama karirnya.

Selanjutnya kita punya pemain yang masih sangat segar. Dipetik dari kebun Draft NBA tahun ini di urutan kedua. Berasal dari Duke University, ia adalah Brandon Ingram.

Pemain ini datang ke NBA dengan julukan “The Next Kevin Durant”. Secara postur memang cukup mirip. Ingram tercatat di situs resmi NBA memiliki tinggi 6’9”(206 cm) setara dengan tinggi Kevin Durant yang tercatat di situs NBA (diyakini bahwa tinggi asli Kevin Durant antara 6’11” atau bahkan 7’).

Secara bobot Ingram bisa dibilang sangat kurus atau hanya berkisar 82 kg saja. Dari beberapa kompilasi video di internet, Ingram memiliki kemampuan yang sangat bagus di dua ujung lapangan, bertahan maupun menyerang.

Secara ofensif Ingram dapat melepaskan tembakan dari dalam dan luar. Sewaktu di NCAA, Duke sering melakukan strategi isolasi (isolation) yang menempatkan Ingram sebagai pemain yang memegang bola dan menyerang satu lawan satu dengan lawan. Perlu digarisbawahi bahwa taktik isolation adalah salah satu taktik ofensif yang sangat sering dipakai di NBA. Apalagi bila satu tim itu memiliki pemain berkaliber All Star. Jika kita melihat musim 2014-2015 saat Final NBA antara Cleveland Cavaliers melawan Golden State Warriors, maka akan terlihat hampir semua strategi serangan (offensive play) Cavaliers adalah isolation dengan LeBron James sebagai lakon utama.

Balik ke Ingram, secara defensif, kemampuan membaca permainannya pun cukup bagus. Di beberapa cuplikan video, Ingram terlihat kerap menguber lawan dan melakukan blok dari belakang (chase down block) kepada lawan-lawannya.

Secara garis besar pemain ini cukup menarik untuk ditonton dan fisiknya semakin kokoh, dia akan menjadi pemain yang sangat mengerikan.

Terakhir, D’Angelo Russell. Pemain 20 tahun ini masuk ke NBA musim lalu sebagai pilihan kedua di bawah KAT. Russell sendiri berposisi sebagai point guard. Bermain untuk Ohio State University, kemampuannya dalam mencetak angka dan mengirim bola cukup mupuni. Ini bisa kita lihat di banyak kompilasi video tentang dirinya.

Russell sangat mengandalkan teknik dibanding fisik. Jarang sekali menemukan Russell berlari melantun (dribble) bola dari ujung ke ujung (coast to coast) untuk menambah poin. Dia akan memilih melakukan serangan dengan beberapa pola, umpan, screen, lalu tembak.

Scara statistik, musim lalu Russell sangat “biasa” untuk pemain sekaliber Draft NBA pilihan kedua. Tapi dengan menjadi teman satu tim seorang Kobe Bryant harusnya dia dapat mengambil semua ilmu berharga yang didambakan hampir seluruh pecinta basket.

Di musim 2016-2017 yang baru dimulai, selama preseason Russell berkembang pesat. Boleh jadi ia akan menjadi pilihan utama dalam mencetak angka. Kemampuan tripoinnya juga terlihat jauh lebih baik daripada musim lalu.

Dan jelas, pengalaman musim lalu membawanya ke gaya bermain yang jauh lebih dewasa selama preseason. Lakers mungkin akan butuh adaptasi jika ingin lolos ke babak playoff musim ini. Tetapi dengan kekuatan musim ini, Lakers akan berkembang pesat 2-3 tahun ke depan.

...

Musim ini akan mnejadi musim yang sangat menarik untuk NBA. Selain para pemain muda di atas, hampir semua tim melakukan pembenahan. Roster setiap tim merata. Golden State Warriors mungkin akan menakutkan dengan tambahan Kevin Durant. Tapi saya yakin mereka tidak akan segila musim lalu.

 

Selamat menikmati musim 2016-2017 NBA.

(Bersambung..)

 

 

Komentar