IBL

Pertarungan sengit terjadi di laga final antara Jawa Tengah melawan DKI Jakarta. Bermain ketat, Jateng pada akhirnya sukses menumbangkan lawan 52-46 di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 28 September 2016. Hasil itu membawa Jateng menjadi kampiun cabor bola basket dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016.

Tampil baik, Yuni Anggraeni menjadi ujung tombak Jateng. Ia mengoleksi double-double 25 poin dan 14 rebound. Mariam Ulfah di peringkat kedua dengan 17 poin. Sementara itu, Priscilla Karen, center Jakarta, menyumbang 11 poin dan 10 rebound. Agustine Gradita Retong menjadi pencetak angka terbanyak tim Ibukota dengan 13 poin.

Kuarter pertama, sebetulnya menjadi milik Jakarta. Tim asuhan Tjetjep Firmansyah itu sukses meninggalkan lawan 20-10. Akan tetapi, di kuarter kedua Jateng mulai menguasai laga. Yuni bermain eksplosif di bawah ring.

“Kuncinya di Yuni,” ujar Kepala Pelatih Xaverius Wiwid. Sementara pemain lainnya berusaha mendukung. Namun, ia juga tidak menampik, permainan Mariam Ulfah dan Dyah Lestari menjadi cara lain mendapatkan poin.

Jateng, masih menurut Wiwid, memang mengandalkan permainan di bawah ring. Setidaknya mereka bisa menghasilkan 26 poin dari area tersebut. Berkali-kali timnya mencoba melakukan penetrasi dari berbagai sisi.

Sementara itu, Jakarta sebetulnya cukup disiplin bertahan. Tjetjep pun sempat mengapresiasi pertahanan timnya, tetapi tidak serangannya. Field goal mereka tertahan di angka 24 persen. Padahal sebelumnya mereka dinilai bagus dalam menyerang.

“Defense oke, tapi offense jelek. Berkali-kali disuruh masuk, tapi malah tidak masuk,” kata Tjetjep.

Kuarter terakhir menjadi penentuan. Kedua tim pada mulanya bermain saling susul, tetapi Jateng memegang kendali. Mereka berkali-kali mendapat momentum sementara lawannya kesulitan mengambil keputusan tepat. Hal itu membuat Jakarta melakukan kesalahan berujung momentum untuk lawan.

Pada akhirnya, pertandingan tak sedikit pun menolerir kesalahan. Jakarta semakin tertinggal. Jateng bermain maksimal sesuai sistem dari pelatih. Meski pada awalnya, menurut Wiwid, ada juga kesalahan tim Jateng. Hanya saja, semua itu terbayar dengan medali emas. Jateng keluar sebagai juara menyusul usaha baik anak-anak asuhnya selama ini. Mereka pulang dengan bangga.

Foto : Hari Purwanto

Komentar