IBL

Pernah menyaksikan pertandingan Honda DBL langsung di arena? Bila pernah, rasanya kita semua sepakat bahwa Honda DBL bukan hanya kompetisi tim basket sekolah. Ini adalah pesta sekolah-sekolah.

Honda DBL menamakan kegiatan-kegiatannya dengan kata “Party” di awal setiap tajuk. Hari pertama DBL dijuduli “Opening Party”. Hari terakhir dilabeli “Final Party”. Dan pada hari terakhir rangkaian DBL, saat terpilih 12 pemain All Star putri dan putra, ada “Farewell Party”. Pesta tiada henti.

Opening Party Honda DBL kemarin terjadi serentak di lima kota. Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Tangerang dan Padang. Sebenarnya, mereka bukanlah pembuka Honda DBL tahun ini. Opening Party pertama sudah berlangsung pada bulan Februari lalu di Bandung. Masih ada enam kota lagi yang akan menyusul melakukan Opening Party. Total, 25 kota di Indonesia sudah dan akan menggelar Opening Party tahun ini.

Opening Party adalah opening party. Pada hari-hari berikutnya, “party” terus berlanjut. Pesta milik sekolah-sekolah yang berpartisipasi.

Menyangka bahwa hanya tim basket yang mempersiapkan diri mengikuti Honda DBL jelas keliru. Ketika menyaksikan Honda DBL, kita akan melihat bahwa semua siswa sekolah bersiap khusus menyambut pesta antar sekolah ini.

Selain tim basket yang berlatih rutin, ada Dance Team yang juga berlatih serius menggapai kesempurnaan koreografi mereka. Honda DBL tidak menyebut mereka sebagai pemandu sorak atau cheerleaders. Karena Dance Team melakukan lebih daripada itu. Mereka memandu sorak, menampilkan tarian-tarian modern bahkan tradisional yang sulit kita temukan pada pemandu sorak umumnya. Mereka tidak memandu sorak tim basketnya. Mereka menampilkan koreografi terbaik yang dinikmati semua penonton.

Belum lagi kostumnya. Unik dan sangat-sangat di luar kotak imajinasi standar. Dance Team juga tidak bersusah payah membangun piramida manusia seperti pemandu sorak umumnya. Alasannya sederhana. Berbahaya. Kecelakaan saat aksi sudah kerap terjadi. Keindahan koreografi toh tetap bisa tercapai tanpa elemen estetika bernama piramida manusia ceria itu.

Setelah Dance Team dan tim basket, yang berlatih khusus adalah semua siswa sekolah tersebut.

Tak percaya? Coba sekali lagi kembali ke dalam arena-arena penyelenggara Honda DBL. Bagaimana mungkin ratusan bahkan ribuan siswa yang mendukung teman-temannya berlaga mampu bernyanyi bersama dan memiliki koreografi sinkron diiringi tetabuhan gendang besar yang riuh tanpa cela?

Bahkan, beberapa penonton yang tak ikut menari kompak (biasanya kelelahan), masih bisa bernyanyi bersama.

Bagaimana dengan ibu dan pak guru? Mereka larut di antara para penonton. Diciumi tangannya sebelum atau sesudah bertanding. Memarahi anak-anaknya untuk selalu berhati-hati saat pergi, menyaksikan dan pulang dari arena. Dan ya, mereka ikut bernyanyi dan –jelas- berdoa untuk siswa-siswinya.

Pesta Honda DBL terus berlanjut. Kemeriahan ini akan berlangsung hingga tanggal 7 September, hari terakhir Honda DBL Camp 2016.

Kumpulkan tenaga, kumpulkan gairah, ayo berpesta bersama sekolah!

Komentar