IBL

 

Indonesian Basketball League (IBL) 2016 telah usai. Jeda antarmusim menjadi luang bagi setiap tim untuk istirahat dan atau berbenah. Dalam kesempatan itu, Garuda Bandung menyempatkan diri menyapa para penggemar. Tiga pemain mereka melawat ke Cafe Kappe di Jalan Suryakencana No. 52, Kota Sukabumi, Jawa Barat, 27 Juni 2016.

Dalam keramaian para penggemar itu, hadir point guard Wendha Wijaya dan Daniel Wenas serta center Galank Gunawan. Mereka menyapa —dalam bahasa Daniel- sahabat-sahabatnya di daerah. Masyarakat pun menikmati rangkaian acara, dari sekadar bincang-bincang sampai sulap dan hipnotis.

Demi menjawab keingintahuan peserta, ketiganya tidak jengah membagikan pengalaman sebagai profesional. Mereka bercerita tentang dirinya masing-masing. Bahkan Daniel sempat-sempatnya menceritakan suka-duka peran barunya di tim.

Mulanya, Daniel memang kerap kali bermain sebagai shooting guard. Namun, Kepala Pelatih Garuda, Fictor Gideon Roring, memberinya peran baru sebagai point guard. “Awalnya saya tidak percaya diri, tapi saya belajar dari Wendha, dari Pelatih, dan semakin berlatih jadi percaya diri,” aku Daniel dalam sesi tanya jawab kala itu.

Wendha dan Galank juga tidak kalah membagi pengalaman. Keduanya sepakat, untuk menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri memang butuh waktu. Menurut mereka, percaya diri akan terbentuk oleh keseharian dan jam terbang. Untuk itu, mereka juga perlu untuk menularkan semangat yang sama kepada orang lain.

Dalam kesempatan yang sama, Garuda sebetulnya sedang berusaha memperluas silaturahmi. Dengan melawat ke daerah-daerah, mereka bisa belajar sekaligus membagi pengetahuan dalam mengembangkan bola basket di Tanah Air. Karena perhatian para pencari bakat, menurut Galank, juga masih kurang. Ada saja kesulitan untuk menjangkau ke daerah-daerah. Hal itu membuat bakat-bakat muda terpendam.

Tidak sampai di situ, mereka sempat membicarakan soal Garuda Academy demi memfasilitasi bakat-bakat muda. Apalagi Sukabumi memang tidak punya sekolah basket yang memadai. Padahal animo masyarakat terhadap basket dipandang ketiga pemain ini bagus.

“Saya ingin dari dulu ada sekolah basket di Sukabumi. Maksudnya, sekolah yang berkualitas. Bukan klub, tapi sekolah bentuknya,” kata Al Arif Billah Assiddikki, seorang pelatih tim sekolahan yang ikut menginisiasi ide tersebut bersama dua orang lainnya.

Menurut Arif, adanya sekolah basket dapat mewadahi minat dan bakat pemuda di Sukabumi. Masalah tenggelamnya minat dan bakat yang sempat disinggung tadi akan teratasi. Hal itu tentu membukakan jalan untuk bakat muda melaju ke jenjang profesional.

Dengan demikian, harapannya basket di Sukabumi maupun di daerah lainnya bisa ikut berkembang seperti di kota-kota besar. Tentu saja karena, baik Garuda maupun masyarakat, menginginkan perkembangan yang lebih besar. Oleh karena itu, mereka merasa acara-acara seperti ini semestinya gencar diadakan dalam tiap kesempatan.(*)

Foto: Instagram GarudaBandung

Komentar