IBL

Tidak dapat ditampik, Daniel Wenas memang telah menjadi salah satu tumpuan bagi klubnya, Garuda Bandung. Peran baru nyatanya membawa Wenas kepada pengalaman-pengalaman yang menantang. Sampai pada akhirnya berhasil masuk nominasi Most Improved Player of the Year Indonesian Basketball League (IBL) 2016. Meski pada akhirnya, performa hebat Firman Dwi Nugroho dari Satya Wacana Salatiga yang merebut gelar tersebut.

Pada suatu kesempatan seusai menyapa penggemarnya di Sukabumi, Jawa Barat, 27 Juni 2016, Wenas menceritakan awal kisah peran barunya itu. Jauh sebelum IBL 2016 dimulai, Kepala Pelatih Fictor Gideon Roring tiba-tiba memberinya sebuah tugas yang mau tidak mau harus diembannya. Ia didapuk untuk menyokong point guard senior Wendha Wijaya. Padahal sebelumnya, ia biasa berposisi sebagai shooting guard atau small forward.

Bermula ketika Garuda melawan JNE Bandung Utama dalam pertandingan uji coba, Ito, sapaan akrab Kepala Pelatih Garuda, melihat potensi seorang Wenas untuk menjadi point guard. Apalagi di kemudian hari point guard Jonathan Elyaday Latuhihin berhenti bermain. Belum lagi pemain-pemain lain menyusul pensiun. Itu membuat Garuda mengalami keterbatasan pemain dan hanya punya satu point guard, Wendha Wijaya.

Seiring berjalan waktu, Ito berusaha meyakin Wenas untuk menerima peran baru. Ia menganggapnya sudah punya dasar untuk menjalankan itu. “Jujur saja waktu itu saya kurang percaya diri. Namun, dari situ mau tidak mau saya harus menyokong seorang Wendha,” tutur Wenas.

Bukan tanpa tantangan, selama perjalanannya Wenas mengalami kesulitan. Seperti di turnamen pra musim, misalnya, ia mengaku tidak percaya diri. Lawan selalu menekannya dan ia mudah kehilangan bola. Akan tetapi, ia terus belajar.

“Yang banyak memberi saya pelajaran itu adalah Wendha. Karena setiap hari saya dijaga Wendha. Dia steal bola saya. Di liga dia termasuk tiga terbaik dalam steal. Saya mencontoh dia,” ujar Wenas.

“Yang paling gampang itu, kan, menyontek. Saya menyontek bagaimana mengalirkan bola yang baik itu dari Wendha. Saya menyontek menembak yang bagus itu dari Diftha. Jadi, semua saya bisa,” tambahnya.

Semakin sering berlatih dan melakoni pertandingan, Wenas pada akhirnya menjadi percaya diri. Sejak IBL 2016 dimulai, ia sudah cukup memiliki modal untuk memerankan diri sebagai point guard. Dalam menjalankan tugasnya itu, ia pun merasa telah menjadikannya senjata baru. Perubahan posisi membuatnya punya banyak pilihan untuk mengalirkan bola atau mencetak angka. Ia melatih kebijaksanaannya dalam memutuskan segala hal dalam pertandingan.

Wenas mengakui, dengan menjadi point guard, ia malah memiliki kesempatan menembak lebih banyak. Apalagi tipe permainannya memang berbeda dengan Wendha Wijaya. “Wendha lebih ke passing first, saya scoring first,” jelasnya.

Peran baru itu membuat Wenas bisa meningkatkan dirinya ke level yang lebih tinggi. Hasilnya, bersama rekan satu timnya, Muhammad Rizal Falconi, tembus nominasi Most Improved Player of the Year. Tidak heran karena peningkatannya cukup signifikan. Rata-rata poin di musim sebelumnya hanya 6 PPG (point per game) menjadi 10,9 PPG. Begitu pula dengan assist, dari 0,72 APG (assist per game) menjadi 2,9 APG. Menit bermainnya meningkat dua kali lipat dari 12 menit menjadi 25 menit.

“Dia sudah bagus, dari ball handling segala macam. Mungkin dia akan terus belajar lagi. Dia perlu untuk lebih bijaksana lagi untuk mengerti situasi dalam setiap pertandingan,” komentar Wendha tentang perkembangan Wenas.

Kendati begitu, perkembangan Wenas nyatanya belum mampu membawa Garuda merengkuh gelar juara IBL 2016. Mereka harus rela takluk oleh Satria Muda Pertamina Jakarta di Playoff. Garuda hanya mampu bertengger di posisi kelima klasemen akhir. Musim pun telah usai dan akan menjadi pengalaman lain menuju cerita berikutnya. Wenas dkk. kini mulai fokus berbenah diri lagi.

Fokus ke Tim Nasional

Indonesian Basketball League (IBL) 2016 memang telah usai, tetapi pertarungan belum usai sampai di situ saja bagi Daniel Wenas. Pada jeda antarmusim, kini ia sibuk menyiapkan diri untuk berkompetisi di musim depan. Apalagi dalam waktu dekat ia bakal melakoni ASEAN University Games 2016 di Singapura bersama tim nasional Indonesia pada Juli mendatang.

Bersama Garuda Bandung, Wenas tetap menjalankan porsi latihannya. Ia melatih fisiknya supaya tetap bugar dan kuat. Sementara itu, bersama timnas ia melatih segalanya. Padahal belum ada target yang pasti untuk kompetisi itu.

“Kalau target belum tahu karena Pelatih belum bilang. Akan tetapi, dua tahun lalu (ASEAN University Games 2014 di Palembang) saya dapat emas. Targetnya tahun ini dapat emas lagi,” tutur Wenas.

Kompetisi itu pula, menurut Wenas, menjadi ajang pembuktian. Pada setahun-dua tahun mendatang, timnas Indonesia akan melakoni SEA Games dan ASEAN Games. Kompetisi ini tentu saja menjadi ajang seleksi untuk memantaskan diri menjadi bagian timnas senior nanti.

“Pak Suhadi (manajer timnas ASEAN University Games 2016) mengatakan bahwa ini menjadi ajang pembuktian. Dia bilang: ‘Kasih yang terbaik dan keluarkan semua kemampuan untuk Indonesia. Ini seleksi kalian untuk SEA Games dan Asian Games.’” jelas Wenas.

Dalam waktu dekat ini, hanya kompetisi itu yang menjadi fokus Wenas. Setidaknya ia ingin mengulangi pencapaian positif dua tahun lalu. Harapan lebih jauh ke depannya, ia bersama klubnya ingin tetap memupuk jiwa petarung. Ia berharap Garuda masih seperti Garuda sebelumnya dengan tekad untuk juara.

Foto: IBL

Komentar