IBL

 

NBA Draft 2016 adalah titik awal yang krusial demi mewujudkan impian untuk membangun tim yang kompetitif. Di saat para pakar dan analis sibuk berdebat mengenai siapa yang terbaik di antara Ben Simmons dan Brandon Ingram, satu nama pemain berposisi guard mengekor di perdebatan tersebut.

Buddy Hield merupakan pebasket yang baru saja menuntaskan musim NCAA terakhirnya bersama Oklahoma University. Selama empat tahun ia berkarir sembari belajar di Oklahoma University, selama itu pula ia menjadi andalan tim basket kampusnya.

Di masa akhir baktinya, ia mencatatkan namanya di buku rekor sebagai pemain dengan jumlah poin terbanyak dalam sejarah basket Oklahoma University. Dan satu capaian yang lebih membanggakan, Buddy Hield didapuk untuk menerima Naismith College Player of the Year Award 2016, sebuah penghargaan prestisius untuk pemain terbaik di level Divisi 1 kompetisi NCAA. Ia menjadi pemain kedua dari Oklahoma University setelah Blake Griffin yang menerima penghargaan serupa di tahun 2009 silam.

Perjalanan Hield tidaklah semudah yang orang bisa bayangkan. Hield lahir dan tumbuh di kepulauan Bahamas dengan lima saudara lainnya dan supermom yang siap bertaruh nyawa untuk kehidupan anak-anaknya. Kondisi hidup yang sulit tetap ia jalani dengan moto yang simpel namun bermakna, "Aku sudah punya lebih daripada cukup".

Hield muda adalah remaja tanggung, yang dengan segala keterbatasannya, memiliki cita-cita menjadi pebasket profesional kelak. Ia menghabiskan banyak waktu di masa remajanya untuk berlatih menembak bola basket menggunakan ring yang ia buat sendiri dari potongan kayu bekas yang bisa ia temukan saat itu.

Dan di saat teman sebayanya mulai beralih ke dunia gelap demi menapaki jalur instan kesuksesan, Hield tetap fokus untuk berlatih basket siang dan malam. Ya, sekali lagi moto "Aku sudah punya lebih daripada cukup" telah menghindarkannya dari rayuan maut yang mungkin saja bisa mengubah hidupnya 180 derajat.

Seperti yang banyak dikatakan orang bijak bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati, hadiah besar untuk Buddy Hield datang ketika jajaran staff pelatih Oklahoma University datang dan menawarinya beasiswa penuh untuk bermain basket dan belajar di kota Oklahoma.

160623202848-buddy-hield-adam-silver-2016-nba-draft.1000x563

Hield menjawab kesempatan itu dengan cara yang karismatik, ia berkomitmen penuh untuk menghabiskan empat tahun karir basketnya untuk bermain di Oklahoma University ketimbang hanya menjadikan kesempatan itu sebagai batu pijakan semata untuk segera tampil di NBA.

Keputusan itu berbuah manis, ia berhasil memimpin timnya menuju babak Final Four NCAA 2016 untuk pertama kali sejak tahun 2002. Walaupun gagal masuk ke babak final, reputasinya sebagai penembak ulung dan pemimpin sejati membuat dirinya masuk dalam radar tim NBA di bursa Draft Day 2016.

Usianya yang kini telah menginjak 22 tahun membuat beberapa tim ragu untuk memilihnya di ajang NBA draft. Namun di balik usianya yang sudah tergolong uzur untuk pemain yang akan mengadu nasib di NBA Draft, tersimpan beberapa hal positif seperti pengalaman dan mental yang sudah terasah dan lebih stabil ketimbang pemain yang masih berusia dua atau empat tahun lebih muda darinya.

Ditambah dengan kesederhanaan dan etos kerjanya, Buddy Hield diyakini sebagai salah satu pemain yang akan sukses untuk bertransformasi ke atmosfer permainan NBA. Hield akan berusaha untuk memberikan yang terbaik di mana pun ia akan bermain karena kita tahu, ia sudah punya lebih daripada cukup alasan untuk menghargai apa yang sudah ia jalani selama perjalanan hidupnya.

Buddy Hield dipilih di urutan keenam Ronde 1 NBA Draft 2016 oleh New Orleans Pelicans.

Foto: NBA

Komentar