IBL

Surabaya Fever kembali mengukir prestasi di kancah tertinggi  kompetisi bola basket putri Indonesia (WIBL), setelah pada pertandingan final game kedua, mereka mampu menaklukkan Tomang Sakti Merpati Bali. Pada pertandingan yang berlangung di Britama Arena, Kelapa Gading hari Sabtu 28 Mei 2016, Surabaya Fever yang di latih oleh Wellyanto Pribadi, unggul dengan skor 63-51.

Center Surabaya Fever, Gabriel Sophia terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP). Gaby mencetak 17 poin dan 8 rebound. Sementara pengatur serangan Tomang Sakti Merpati Bali, Agustin Gradita Retong menjadi pendulang angka terbanyak untuk timnya dengan raihan 15 poin dan 9 rebounds.

Surabaya Fever tidak mengalami kesulitan menghadapi Tomsak di pertandingan kali ini. Pada paruh pertama mereka berhasil unggul secara meyakinkan 37-20. Gabriel Sophia, center Fever yang turut menyumbangkan perak pada Sea Games Singapura lalu, masih terlalu tangguh di bawah area pertahanan lawan. 11 angka dan enam rebounds berhasil dikemas pemain bertinggi badan 183 cm tersebut.

Babak kedua bergulir, Fever terus memberikan ancaman. Kali ini tembakan dua dan tiga angka menjadi santapan empuk bagi Marlina Herawan dan Raisa Hamidah. Namun tetap saja perolehan angka Surabaya Fever lebih banyak dihasilkan dari paint area (22 angka), sedangkan Tomsak hanya mampu mencetak delapan angka saja dari area ini. Fever pun di ambang kemenangan dengan menutup kuarter ketiga dengan margin angka yang cukup telak 56-36.

“Saya bersyukur akhirnya Fever bisa menjadi juara WIBL musim ini. Pelatih tadi menginstruksikan jangan lengah dan kita harus bermain habis-habisan. Gelar MVP bukan merupakan tujuan utama saya, namun menjadi juara merupakan impian kami bersama. Saya juga berterima kasih kepada Coach Welly, karena ibarat koki dia mampu meramu para pemain Fever hingga akhirnya kami bisa meraih hasil ini,” komentar Gaby sapaan akrabnya.

“Pada game kedua ini saya ingatkan kepada anak-anak untuk melakukan jaga pasif (tidak mengambil bola lawan), karena pada game pertama lalu kami sering mendapatkan foul. Tadi kami juga bermain sabar dan shooter kami juga hidup. Itu kunci kemenangan kami atas mereka," kata Wellyanto Pribadi yang juga berharap kompetisi putri kedepannya tidak menjadi anak tiri dan diperbanyak frekuensi pertandingannya.

Menanggapi kekalahan di final, pelatih Tomang Sakti Merpati Bali Raoul Miguel Hadinoto, tidak berkecil hati dan tidak lupa memberikan apresiasi kepada para pemainnya yang telah berjuang keras menghadapi juara bertahan Surabaya Fever.

“Kami agak lemah mengantisipasi para pemain tinggi lawan. Namun anak-anak sudah berjuang maksimal di lapangan dan musim depan kami harus segera mempersiapkan diri lebih baik lagi dan juga menambah beberapa pemain baru,” ujar Ebos panggilan akrabnya.

“Saya juga berharap liga membuat terobosan dengan adanya pemain asing di sektor putri seperti yang terjadi di Korea Selatan, walau hanya diikuti enam tim, nyatanya Timnas mereka bisa berbicara banyak karena kompetisi putri mereka menggunakan pemain asing," imbuh pelatih Tomsak yang pernah mengantarkan timnya dua kali menjadi juara WNBL Indonesia di tahun 2012 dan 2013.

“Yah kami nothing to lose saja, kami tadi sudah berjuang dengan cara apapun namun tetap saja lawan memang lebih baik daripada kami,” komentar Agustin Gradita Retong, point guard Tomsak yang juga andalan Timnas Putri Indonesia di SEA Games Singapura 2015 lalu.(*)

Foto: WIBL

Komentar