IBL

Ponsianus Nyoman Indrawan dan kawan-kawan hanya butuh satu kemenangan untuk lolos ke semifinal. Dalam sistem Twice to Beat, Pelita Jaya EMP Jakarta yang menduduki peringkat kedua klasemen akhir mendapat keistimewaan langsung lolos ke semifinal bila mampu menang di laga pertama. Sebaliknya, Hangtuah Sumsel membutuhkan dua kemenangan.

Laga antara Pelita Jaya melawan Hangtuah di ronde pertama Playoff IBL 2016 terbilang ketat. Walau terasa agak lamban. Pelita Jaya yang sempat unggul hingga 15 angka terkejar dan hanya menang 57-51.

Mengandalkan permainan cepat, Pelita Jaya tak terbendung di kuarter pertama. Akurasi mereka mencapai angka 62 persen. Sebaliknya, Hangtuah sangat buruk. Akurasi tertahan di angka 19 persen dan tertinggal 18-11.

"Saya sudah instruksikan kepada pemain agar berhati-hati dengan fast break lawan," jelas Paul Mario Sanggor, kepala pelatih Hangtuah. "Mereka berhasil bikin 19 poin lewat fast break. Masalah kami tadi memang transisi dari offense ke defense."

Masalah Hangtuah baru terbenahi di kuarter empat. Saat inilah, kepala pelatih Pelita Jaya Benjamin Alvarez Sipin III melihat kelemahan timnya.

"Tidak diperkuat Adhi Pratama memang menjadi masalah bagi kami," jelas Coach Benjamin yang kemudian memastikan Adhi akan bermain di semifinal.

"Kami bahagia dengan hasilnya. Tetapi dalam prosesnya, sebagai pelatih, saya berharap lebih. Tetapi bagaimana pun, menang satu poin, menang banyak poin sama saja. Tetap kemenangan."

Mencetak 22 poin, 8 rebound dan 3 assist, Komink alias Ponsianus Nyoman Indrawan sepakat dengan pelatihnya. Menurut Komink, inilah playoff. Tidak pernah mudah, siapapun lawannya.

Pada kubu Hangtuah, Andrie "Yayan" Ekayana mencetak poin terbanyak dengan total 13 poin.

Kini Pelita Jaya tinggal menunggu pemenang antara Stadium Happy 8 Jakarta melawan M88 Aspac Jakarta untuk kembali berlaga di semifinal.

Foto: IBL.

Komentar