IBL

Perjalanan IBL Indonesia 2015-2016 musim reguler berakhir. Dan selanjutnya 8 tim terbaik akan melaju ke babak playoff. Pada babak playoff 8 tim tersebut akan menjalani pertandingan dengan format best of 3 dengan posisi 1 dan 2 klasemen mendapatkan keuntungan twice to beat. Format ini ditujukan agar persaingan dari papan atas sampai papan bawah semuanya berlangsung dengan sangat kompetitif hingga akhir musim, terutama dalam kaitannya untuk memposisikan diri di tempat terbaik untuk bisa menembus babak playoffs dan melangkah jauh disana. Performa setiap tim paling besar dipengaruhi oleh performa pemain, dan juga persiapan yang dirancang oleh seorang pelatih. Setelah adanya dua modal ini kemudian masuklah faktor kerjasama dari seorang pelatih dan pemain dalam mengeksekusi sebuah game plan. Dengan demikian penghargaan terhadap pemain terbaik ini juga memberikan apresiasi terhadap kinerja pelatih yang mampu mewujudkan performa terbaik dari pemain tersebut. Penghargaan bagi pemain terbaik IBL Indonesia 2015-2016 akan ditentukan melalui voting. Mayoritas suara pemilihan ini adalah berasal dari rekan-rekan media yang mendapatkan suara sebanyak 70%. Sementara sisanya (30%) adalah suara dari pihak Starting5 selaku operator liga. Mayoritas suara diberikan kepada media karena diharapkan media bisa memberikan suaranya secara obyektif setelah mempertimbangkannya dari begitu banyak sudut pandang baik dari hasil liputan maupun hasil interaksi dengan para pembaca/penontonnya. Berikut adalah nama-nama para kandidat penerima IBL 2016 Individual Awards: Most Improvement Players (MIP) Beberapa pemain pada musim ini tampil dengan performa jauh lebih baik dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya. Keberadaannya di timnya masing-masing berkembang dari pemain pelengkap (complimentary player) menjadi pemain kunci (key player) dalam kesuksesan tim mereka. Performa mereka membawa nama mereka ke jajaran yang terbaik di liga dan menjadi catatan penting bagi tim lawan untuk mengatur strategi khusus bagi mereka. Berikut adalah beberapa pemain yang mengalami improvement yang paling signifikan. M Rizal Falconi (GRB) Rizal Falconi menjadi pemain yang tak tergantikan di tim GRB. Berposisi sebagai forward Falconi semakin tajam dengan kemampuan tembakan 2 angka. Hal pertama adalah minute play. Yang pada musim sebelumnya hanya 17 menit pada musim ini menjadi 29 menit per pertandingan. Kontribusi point dari Falconi juga meningkat, 5,4 point menjadi 10,14 point per game. Rebound Falconi juga berperan banyak di GRB dengan 7,6 rebound yang pada musim sebelumny hanya 4 rebound per game. Torehan terbaik Falconi musim ini adalah 23 point dan 10 rebound pada saat GRB berhasil mengalahkan ASP di seri 3 Jogjakarta. Peran Falconi tak tergantikan di GRB. Bersama Galank menjadi poros kekuatan untuk membongkar paint area lawan dan menjaga jantung pertahanan GRB yang tangguh. Daniel Timothy Wenas (GRB) Daniel Wenas kerap ditugaskan menjadi point guard dari GRB untuk mengurangi beban Wendha Wijaya dan berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Selain memiliki akurasi tembakan 3 angka yang meningkat, penguasaan bola dari Daniel Wenas pun semakin bagus. Pada musim sebelumnya Wenas hanya bermain 12 menit, pada seri reguler musim ini Wenas rata-rata bermain selama 25 menit. Kontribusi pointnya juga meningkat dari 6 point menjadi 10,9 point per game. Di seri 6 ini tiap pertandingan Wenas mencetak 14 point per pertandingan. Hal ini tidak terlepas juga dari kemampuan Wenas untuk bermain di banyak posisi, terutama point guard, shooting guard dan small forward. Sebagai point guard Daniel Wenas juga menciptakan peluang bagi rekannya. pada musim sebelumnya rata - rata assist per game 0,72 menjadi 2,9 pada seri reguler musim ini. Mendapatkan advice dari seorang Wendha Wijaya point guard senior di timnya membuat dirinya mampu berkembang dengan baik. Peran Wenas sangat penting di GRB. Di saat GRB membutuhkan seorang shooter yang mampu handle bola dengan baik, maka Wenas lah orangnya. Jika Wendha Wijaya harus duduk di bench maka Daniel Wenas lah yang akan memimpin serangan dari GRB. Firman Dwi Nugroho (SWS) Memimpin SWS untuk pertama kalinya masuk ke babak playoff, Firman bermain luar biasa dengan 18 kali double - double. Musim lalu Firman bermain hanya 18 menit dan musim ini Firman bermain 33 menit tiap pertandingan. Dari 6 point dan 6 rebound yang dia cetak tiap pertandingan membaik menjadi 13,5 point dan 10,9 rebound tiap pertandingan. Dari sisi defense, Firman yang terbaik di liga untuk urusan blocked shot. Rata-rata Firman menggagalkan tembakan lawan sebanyak 3,4 kali tiap pertandingan. Second chance point yang dicetak oleh Firman begitu krusial untuk SWS. Kontribusi terbesar Firman bagi SWS adalah konsistensi kontribusi minute-play dan produktivitas di sisi offense dan defense-nya. Sepanjang musim ini Firman tampil sebagai Center tunggal bagi SWS. Dengan minute-play rata-rata relatif lama per game-nya, Firman berhasil melewatinya tanpa terkena cedera berat. Bahkan performa Firman-lah yang memberikan kesempatan berkompetisi melawan tim lain saat Respati Ragil Pamungkas cedera atau sedang underperformed. Defensive Player Of The Year (DPOTY) Firman Dwi Nugroho (SWS) Firman memimpin blocked shoot per game dengan 3,3 blok per game. Selain itu Firman juga membukukan 7 defensive rebound per game. Sebagai tembok pertahanan dari SWS yang akhirnya membawa SWS berhasil masuk ke babak playoff. Jamarr Andre Johnson (CLS) Jamarr mengoleksi defensive rebound terbanyak dengan 7,6 dan mencetak 1,2 blok per game. Selain itu Jamarr perigkat 4 untuk steal per game dengan 1,9 steal per game. Dan Jamarr adalah satu - satunya pemain dengan posisi power forward yang menjadi 5 pemain terbanyak yang melakukan steal. Galank Gunawan (GRB) Galank pemain dengan defensive rebound kedua terbanyak dengan 7,1. Namun jika digabungkan dengan offensive rebound, maka Galank adalah pengumpul rebound terbanyak dengan 11,31 rebound per game. Galank juga membukukan 1,5 steal per game dan 0,6 blok per game. Dengan torehan defense dari Galank tersebut GRB menjadi tim dengan kemasukan paling kecil di liga dengan 55,1 point kemasukan. Sixth Man Of The Year (SMOTY) Andakara Prastawa Dhyaksa (ASP) Prastawa tampil sebagai penganti di hampir semua pertandingan ASP. Namun Prastawa selalu menjadi pembeda pada sebuah pertandingan. Prastawa benar-benar meyalurkan effort yang luar biasa kepada para pemain ASP maupun kepada siapapun yang melihat pertandingan. 22% point ASP tercipta dari tangan Prastawa. Meskipun sebagai pemain cadangan, Prastawa memiliki point produce paling tinggi diantara pemain ASP. 13,2 point. Artinya seorang Prastawa tidak hanya berkontribusi point. Assist Prastawa adalah yang terbanyak di ASP. Lahir dari drive tajam Prastawa menciptakan situasi untuk para rekannya. Kaleb Ramot Gemilang (CLS) Kaleb merupakan pilihan pertama Coach Wahyu Widayat jati untuk menggantikan seorang Jamarr ataupun M Isman Toyib. Bermain 18 menit di tiap pertandingan Kaleb menjadi pemain dengan Floor% 47%, yang merupakan urutan ketiga dari CLS. Kaleb mencetak 91,4 point offense rating. Di setiap pertandingan Kaleb mencetak 8,1 point dan 4,9 rebound. Kaleb bisa bermain pada 2 posisi, menjadi power forward atau sebagai small forward. Kemampuannya untuk bermain one-on-one dengan lawan di bawah ring atau melesatkan tembakan tiga angka menjadikannya pemain yang susah untuk dijaga. Faisal Julius Achmad (PJE) Faisal menjadi point guard kedua bagi PJE. Namun penampilannya kerap membuat perubahan bagi PJE. PJE berhasil mengalahkan SMP di seri 5 bandung berkat tembakan 3 angka darinya yang menghantarkan pertandingan menuju overtime. Faisal bermain 17 menit tiap pertandingan dengan torehan 7,06 point 2,8 rebound dan 2,5 assist setiap pertandingannya. Faisal merupakan pemain terbaik ketiga PJE dalam Floor% dan offense rating. Saat Faisal bermain, maka permainan PJE berubah menjadi lebih cepat dan kemampuan Faisal tidak hanya pengatur serangan dan membuat assist bagi pemain lain, namun juga mempunyai drive tajam dan tembakan 3 angka yang harus diwaspadai para lawan. Rookie Of The Year (ROTY) Jammar Andre Johnson (CLS) CLS menjadi pemuncak klasemen dan kandidat terkuat champion IBL Indonesia 2015-2016 tidak lepas dari seorang Jamarr Andre Johnson. Pemain yang serba bisa ini berposisi sebagai power forward bagi CLS. Dominasi Jamarr sudah terlihat mulai dari preseasson dan berlanjut selama seri reguler. CLS hanya menelan 2 kekalahan selama musim reguler tidak lepas dari kelebihan offense dan defense dari seorang Jamarr. Offensive rating Jamarr adalah yang terbaik di liga dengan 112,9 point. Memimpin perolehan point dengan 15,3 point dan juga menjadi pemain dengan point produce terbaik di liga denga 14,4point. Jamarr adalah satu - satunya power forward di liga yang masuk 10 besar dalam hal assist per game. Brandon Jawato (PJE) Brandon menjadi amunisi anyar bagi PJE untuk memperkuat barisan small man mereka. Dengan speed yang dimilikinya membantu PJE lebih bermain menyerang. Bermain 18 menit tiap pertandingan, Brandon mencetak 10,3 point per game, 4,3 rebound per game dan 1,6 assist per game. PJE memiliki perpaduan kecepatan Dimas Aryo Dewanto digabung dengan akurasi menembak 3 angka yang hampir seperti Amin prihantono dalam diri Brandon Jawato. Performa Brandon sangat membantu PJE hingga menempati peringkat 2 klasemen IBL Indonesia 2015 - 2016. Offense rating Brandon mencapai 79,6 dengan 39% untuk Floor%. Abraham Damar Grahita (STD) Abraham adalah salah satu rookie STD yang cukup mencuri perhatian. Dikala big man STD tidak berperan banyak, maka Abraham sering kali membuat perubahan pada pertandingan tersebut. Raihan terbaik dari Abraham adalah pada saat STD melawan ASP dan HTS. Abraham mencetak 15 point pada 2 pertandingan tersebut. Abraham bermain sebanyak 26 pertandingan dari total 33 pertandingan dari STD. Bermain dengan 16 menit Abraham mencetak point sebanyak 6,8 point dan 2,7 rebound di setiap eprtandingannya. Namun drive tajam dari Abraham lah yang kerap kali membuat STD mendapatkan momentum dalam sebuah pertandingan. Abraham memiliki offense rating sebesar 86,7 point. Peringkat 2 terbaik di STD. Efisiensi (Floor%) Abraham sebesar 43,5%. Dan urutan ke 4 di STD untuk point produce per game.

Coach Of The Year (COTY) Wahyu Widayat Jati (CLS) Performa CLS yang luar biasa pada musim ini tak lepas dari tangan dingin seorang Wahyu Widayat Jati. Hanya kalah 2 kali dari 33 pertandingan selama seri reguler, CLS menjadi tim paling tajam offense-nya di liga dengan 99,4 offense rating. Dengan menerapkan permainan cepat dan drive kuat CLS menjadi tim dengan pengumpul fast break point terbanyak. Kecepatan CLS tidak mampu disamai oleh tim lain dengan 74,5 possession per game dan 34 diantaranya berbuah menjadi scoring possession. Angka-angka ini merupakan jumlah t‎erbanyak di liga. FG% CLS menjadi yang terbaik dikarenakan 3FG% dari CLS juga merupakan yang terbaik. CLS menjadi kandidat terkuat untuk meraih juara IBL 2016. Memiliki beberapa pemain mumpuni di setiap posisi membuat CLS mampu memainkan strategi apapun. Namun beberapa pemain mumpuni akan menjadi kekuatan yang luar biasa jika dipimpin oleh seorang pelatih yang memiliki karakter kuat. Disitulah seorang Wahyu Widayat Jati berperan. Dari sisi defense CLS memiliki defense rating terbaik ke dua di liga. Para pemain muda CLS juga berkembang dengan cukup baik, sehingga mereka mampu berperan seperti harapan dari Coach Wahyu. Efri Meldi (SWS) Akhirnya SWS bisa merasakan suasana playoff. Dengan beberapa pemain andalan SWS yang berpindah ke tim lain, Coach Efri Meldi mampu memaksimalkan pemain yang ada untuk pertama kalinya menduduki 8 besar IBL Indonesia 2015 - 2016. Sempat kesulitan pada saat mesin point SWS Respati Ragil Pamungkas mengalami cedera, namun Budi Sucipto dan Andre Adriano mampu menggantikan peran yang ditinggalkan Ragil sebagai shooter. SWS memiliki pemain yang improve luar biasa pada musim ini. Adalah Firman Dwi Nugroho yang menjadi benteng tangguh SWS untuk defense. 18 kali double - double yang dicetak oleh Firman Dwi Nugroho membuktikan betapa dominan dirinya di paint area SWS. Selain dominasi, performa Firman juga mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Coach Efri Meldi sehingga bisa menjadi tumpuan tim untuk dapat memenangkan pertandingan yang memang semestinya bisa mereka menangkan. Keberhasilan Coach Efri Meldi untuk memaksimalkan performa pemainnya dan membawa SWS menembus babak playoffs adalah alasan dinominasikannya pelatih muda ini sebagai pelatih terbaik tahun ini.‎ Fictor Gideon Roring (GRB) Dengan squad yang boleh dibilang serba terbatas, Coach Ito, (panggilan akrab Coach Fictor Gideon Roring) mampu membawa GRB menduduki 5 besar. Bahkan di saat beberapa pemain pilarnya mengalami cedera, Coach Ito mampu memotivasi para pemain muda GRB untuk bermain dengan sangat baik. GRB menjadi tim paling agresif di liga dalam hal offense. eFT% GRB yang paling tinggi, artinya memiliki perbandingan antara FTA dan FGA yang paling besar di liga. Second chance point GRB juga yang paling banyak di liga memanfaatkan OR yang mereka dapatkan. Coach Ito paham bagaimana memanfaatkan kelebihan para pemainnya untuk berlaga di sebuah pertandingan. Kalah atau menang, Coach Ito memperlihatkan effort dan daya juang yang tinggi dari para pemain GRB. Hal inilah yang membuat GRB susah dikalahkan oleh siapapun. Most Valuable Player (MVP) Jika kita berbicara tentang MVP pasti kita akan mendapat gambaran sosok pemain terbaik dalam sebuah liga. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah seberapa besar “value” pemain tersebut terhadap performa timnya. Seorang pemain terbaik juga harus memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi yang dicetak timnya. Jika mengacu pada 2 faktor yaitu pemain terbaik dan juga pemain paling berpengaruh untuk performa timnya maka kandidat MVP sangat pantas untuk disematkan kepada pemain-pemain dibawah ini. Jamarr Andre Johnson (CLS) Jamarr adalah pemain andalan CLS yang membawa timnya menjadi pemuncak klasemen sementara, dan bisa dipastikan tidak akan tergoyahkan oleh para lawannya. Jamarr memimpin perolehan top scorer dengan 15,3. memimpin offense rating dengan 112,9 point dan peringkat pertama untuk point produce / game dengan 14,4 point. Peringkat 3 rebound dengan 9,9 rebound / game. Floor% 58% tertinggi ke dua. 1,9 untuk steal per game, terbaik kedua. Jamarr adalah satu-satunya pemain yang berposisi sebagai power forward yang namanya berada pada 10 besar pemain dengan assist dan steal per game tertinggi di liga. Ditambah dengan 16 kali double double yang sudah dia ciptakan tidak diragukan lagi bahwa secara statistik Jamarr adalah pemain terbaik. Pengaruh Jamarr bagi tim juga bisa dikatakan cukup besar. Pada saat Jamarr tidak bermain, CLS harus mengalahkan tim sekelas BSM melalui overtime. Dua kekalahan CLS melawan ASP diakibatkan karena Jamarr tampil dibawah performa terbaiknya, mencetak 10,5 point dan 8 rebound pada dua pertandingan tersebut. Selain offense, pertahanan yang tangguh juga ditampilkan oleh Jamarr yang seringkali menghalau tembakan atau penetrasi serangan lawannya lewat blocking maupun blocking attempt yang menyebabkan lawannya mesti merubah tembakan. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan FG% lawan menjadi turun saat melawan CLS. Raihan points tertinggi Jamarr pada saat preseason adalah 37 point dan 13 rebound. Sedangkan pada saat musim reguler, Jamarr mencetak 31 point dan 13 rebound pada saat CLS berhasil mengalahkan PJE. Andakara Prastawa Dhyaksa (ASP) Pemain bernomor punggung 15 ini menjadi pembeda bagi setiap game ASP. DI setiap Prastawa masuk ke dalam lapangan adrenalin lapangan naik. Jangankan para pemain ASP, para penonton pun ikut merasakan apa yang dibawa Prastawa ke dalam lapangan. Aura seorang Prastawa sanggup menghipnotis para lawan dan juga setiap orang yang menonton langsung pertandingannya. Peringkat ke 2 dalam urusan mencetak angka dengan 14,7 point per game, peringkat 2 pada point produce per game. Dan pencetak assist per game ke 4 di liga dengan 4,4 assist per game. Keunggulan Prastawa adalah tembakan 3 angkanya. Tapi seberapa hebat tembakan 3 angka Prastawa? Prastawa memasukkan total 61 dari 189 tembakan 3 angka. HTS secara tim memasukkan 115 tembakan 3 angka. Jika dibandingkan maka tembakan 3 angka Prastawa adalah setengah dari tembakan 3 angka dari HTS secara tim. Dan beberapa tembakan darinya menyelamatkan timnya dari kekalahan ataupun membuat kemenangan bagi timnya. Pada saat melawan SMP di seri 4 Prastawa memasukkan tembakan 3 angka yang memaksa pertandngan berlanjut ke babak overtime dan akhirnya ASP yang keluar sebagai pemenangnya. Pada saat tertinggal dari STD di seri 5 Bandung, lagi-lagi Prastawa memasukkan tembakan 3 angka pada saat-saat krusial. Point terbanyak Prastawa pada satu pertandingan terjadi pada saat ASP mengalahkan CLS di semifinal preseasson dengan 31 point. Dan pada musim reguler Prastawa mencetak 27 point pada saat mengalahkan HTS melalui babak overtime. Ini adalah capaian tertinggi Prastawa di musim reguler. Selain tembakan 3 angka, Prastawa juga memiliki drive yang tajam. Prastawa memang dikenal dengan tembakan 3 angkanya, namun lebih berbahaya lagi pada saat Prastawa memegang bola di detik - detik krusial. Kemenangan ataupun kekalahan ASP tak jarang berada pada bola yang dipegang oleh seorang Prastawa. Firman Dwi Nugroho (SWS) Firman merupakan sosok penting bagi perjalan SWS menembus babak playoff untuk pertama kalinya dalam sejarah tim. Pada saat Respati Ragil Pamungkas mendapatkan cedera, maka SWS bergantung pada sosok Firman Dwi Nugroho. Torehan 18 kali double double adalah bukti yang tak terbantahkan bagaimana pentingnya seorang Firman Dwi Nugroho. Urutan 5 untuk mencetak angka dengan 12,9 point per game. Pemain urutan ke 3 di FG% dengan 54%. Pemain rebound terbanyak kedua dengan 10,5 rebound. Pemain ke empat untuk point produce per game dan juga urutan ke 8 dalam Floor% dengan 49,5%. Selain itu Firman adalah pemain dengan 3,4 blok shoot per game, yang terbanyak di liga. Torehan terbaik FIrman adalah pada saat melawan JBU di seri 5 dengan 10 points, 16 rebound dan 8 blok. Namun performanya saat melawan ASP di seri pembuka IBL Indonesia 2015 - 2016 cukup menjadi perhatian, dengan mencetak 23 point, 11 rebound dan 7 blok. Menjadi tulang punggung sebuah tim memang tidak mudah. Namun hal itu diemban Firman dengan sikap yang luar biasa. Bermain dengan rata - rata 32 menit per game, Firman menjadi tembok pertahanan yang kokoh bagi SWS. Performa yang membaik dari FIrman ini yang membuat SWS berhasil masuk ke babak playoff.

Komentar