IBL

CLS Knights Surabaya akhirnya menjadi juara IBL 2016. Di pertandingan ketiga Final IBL 2016 yang berlangsung di Britama Arena tanggal 29 Mei 2016, CLS Knights mengalahkan Pelita Jaya EMP Jakarta 67-61.

Dalam sistem Best of Three, CLS Knights terpuruk di laga pertama. Sandy Febiyansyakh dan kawan-kawan kalah 77-70. Dalam laga hidup mati pertama alias pertandingan kedua, CLS Knights berhasil memukul balik dengan kedudukan 59-54.

Laga ketiga merupakan laga penentuan. Siapa yang menang akan keluar sebagai juara. Dengan kedudukan imbang satu sama, pertandingan ketiga diprediksikan akan berjalan sangat ketat.

Di dua kuarter awal, prediksi tersebut hampir mentah. CLS Knights dominan dan membuat Pelita Jaya mati kutu. CLS Knights menguasai serangan dan juga saat bertahan.

Akhir kuarter kedua ditutup dengan keunggulan CLS Knights 40-22. Sebelumnya, CLS Knights bahkan sempat unggul hingga selsisih 23 poin, 33-10.

“Start kami mati. Semuanya mati. Kami mendapat tantangan yang sangat berat di dua kuarter pertama,” jelas Benjamin Alvarez Sipin III, kepala pelatih Pelita Jaya.

“Kami mampu mengejar di babak berikutnya. Tetapi nyaris. Tidak pernah benar-benar sampai melewati mereka.”

Dari tertinggal 23 angka di kuarter kedua, Pelita Jaya bangkit di kuarter ketiga. Keberanian melakukan aksi di paint area mulai membuahkan hasil. Di pertengahan kuarter empat, asa Pelita Jaya semakin tinggi. Amin Prihantono dan kawan-kawan hanya berjarak dua poin dari CLS Knights, 54-56.

Namun itulah jarak terdekat Pelita Jaya atas CLS Knights. Rachmad Febri Utomo menjadi Salah satu motor yang kembali membawa CLS Knights menjauh.

“Saya ucapkan selamat dan pujian untuk CLS Knights dan Coach Wahyu (Widayat Jati). Begitulah seharusnya sebuah tim juara bermain,” tambah Coach Benjamin.

Permainan CLS Knights memang luar biasa. Keberadaan Jamarr Andre Johnson dan M. Isman Thoyib di paint area benar-benar bak benteng baja. Dua pemain andalan Pelita Jaya, Ponsianus Nyoman Indrawan dan Adhi Pratama tak mampu berbuat banyak khususnya di dua kuarter awal.

Di area luar, pertahanan CLS Knights semi-zona. Walau menjaga area spesifik, setiap pemain begitu ketat menempel setiap pemain Pelita Jaya sehingga penjagaan seolah terlihat satu lawan satu. Ruang tembak para pemain Pelita Jaya begitu sempit.

Hadir kembalinya Herman yang dilarang bermain di dua laga final sebelumnya juga memberi suntikan kontribusi yang besar. Herman yang sudah tak sabar ingin tampil mampu menjadi cadangan Thoyib dan Jamarr dengan baik. Herman mencetak delapan angka di akhir laga.

Pemain lain yang juga tampil hebat adalah Katon Adjie Baskoro. Setelah bermain sangat baik di laga kedua, Katon kembali mendapat kepercayaan dari Wahyu W. Jati untuk mengobrak-abrik pertahan Pelita Jaya. Katon bahkan menjadi pencetak angka terbanyak kedua di CLS Knights dengan 12 poin.

“Saya sudah yakin dengan pemain-pemain saya. Kami itu latihan keras. Kami bukan makan tidur makan tidur makan tidur saja. Kami mulai latihan dari tanggal 1 Agustus. Kami ambil pelatih fisik dari Amerika untuk persiapan. Tiga bulan kami berlatih tanpa kompetisi. Kalau Katon hebat tadi, semua itu bukan kebetulan. Semuanya kerja keras dan proses panjang yang kami jalani,” jelas Wahyu W. Jati.

Dari semua pemain yang diturunkan Coach Wahyu, hanya Kaleb Ramot Gemilang yang tidak mencetak angka. Poin terbanyak disumbangkan Jamarr yang mencetak double-double, 19 poin dan 12 rebound. Jamarr juga dinobatkan sebagai MVP Final 2016. Herman dan M. Isman Thoyib masing-masing mencetak 8 angka.

Di kubu Pelita Jaya, Brandon Jawato mencetak poin terbanyak dengan total 21 poin. Ponsianus Nyoman Indrawan kedua dengan 14 poin.

Sepanjang musim 2016, dari musim reguler hingga final, praktis CLS Knights hanya kalah tiga kali. Dua dari M88 Aspac Jakarta di musim reguler dan satu kali di final.

 

 

Komentar