IBL

Toronto Raptors adalah tim yang beruntung. Oke, barangkali mereka punya rekor bagus sebagai peringkat dua di wilayah Timur, tapi rekam jejak mereka di playoff, tidak semulus rekor mereka.

Raptors adalah langganan playoff yang sering kandas di putaran pertama playoff, beberapa kali mereka kalah di game ke-7.

Tahun ini, mimpi buruk mereka nyaris terulang andai saja mereka kalah melawan Indiana Pacers di kandang saat game ke-7 di putaran pertama playoff Timur. Di babak semifinal wilayah, nasib memaksa mereka sampai ke game ke-7, lagi. Kali ini untungnya mereka berhasil menjungkalkan Miami Heat.

Polanya selalu sama, di game pertama mereka selalu kalah, namun berhasil bangkit dan lolos dari nasib buruk mereka. Dan kali ini, di final wilayah, Raptors lagi-lagi kalah di game pertama, kali ini melawan Cleveland Cavaliers.

Tapi saya berani jamin, menjungkalkan Cavs tidaklah semudah mereka melawan Pacers ataupun Heat. Raptors harus menghadapi sang raja, Lebron James yang memendam ambisi untuk masuk ke final dan juara.

Kyrie Irving yang ingin berduel lagi di final melawan point guard terbaik di Barat. Kevin Love yang kembali ke performa sebagai power forward kelas wahid NBA. Atau para supporting cast Cavaliers yang begitu solid dan merata.

Game pertama, Cavs membantai Raptors dengan skor 115-84. Tak banyak tim yang mampu bangkit sehabis dibantai 30 poin lebih di game pertama, di kandang lawan. Hanya OKC Thunders saja di playoff kali ini yang berhasil membalikkan situasi. Parahnya lagi, Cavs membantai Raptors dengan mudah, mereka menjaringkan 56 poin di paint area.

Area yang ketika dua babak sebelumnya jarang dimaksimalkan Cavs. Terlihat betul sepanjang pertandingan Raptors menghawatirkan tembakan tiga angka dari Cavs.

Akhirnya mereka mengorbankan paint area mereka, dan Cavs memaksimalkannya. Di satu sisi Raptors berhasil menahan Cavs di angka 7 tembakan dari 20 percobaan tiga angka. Namun di sisi lain, mereka dihancurleburkan oleh Cavs, apa gunanya?

Kalau anda menyaksikan pertandingan kemarin (18 Mei), awalnya pasti menduga Raptors akan memberi perlawanan sengit setelah sempat unggul 7 poin di kuarter satu.

Tapi kelelahan fisik mereka memang tak bisa ditutupi. Cavs jauh lebih segar, dan ketika mereka menaikkan tempo, Raptors kewalahan. Secara teknis, tak ada satupun keunggulan Raptors atas Cavs.

Barangkali mereka hanya akan berpegang pada keberuntungan yang telah menyertai mereka pada dua ronde sebelumnya. Selain itu? Tak ada.

Sementara Cavaliers punya ambisi, motivasi, dan tekad yang pasti jauh lebih besar dari Raptors. Sejauh apa keberuntungan mampu mengandaskan tekad? Kita tunggu saja.

Foto: USA Today.

Komentar